Yap! Blog post gue kali ini akan membahas gejala yang di alami para remaja Indonesia sekarang.
PHP adalah singkatan dari "Pemberi Harapan Palsu". Enatah dari mana awal kata PHP itu berasal.
Gue mau tanya sebenernya istilah "PHP" itu ada ga sih? Atau cuma orang yang merasa di PHPin itu merasa ke GRan?
Gue juga ga tau definisi tetap mengenai PHP dan PHP itu seperti apa. Gue juga belom tau dengan pasti.
Definisi PHP menurut Prof. Dr. Hj. Febby Pragarini, S. Psi. Mengemukakan bahwa "PHP itu adalah semacam penyakit yang mengharapkan sesuatu dengan penuh. Tapi sesuatu yang diharapkan itu hanyalah harapan kosong."
Menurut sumber yang di percaya yang telah di mintai keterangan berdasarkan pengalaman pribadinya. Kita sebut saja dia Febby. Seorang siswi kelas 12 dan berusia 17 tahun ini mengungkapkan bahwa ia pernah menjadi korban php.
Febby mengaku pernah menjadi korban php seorang pria. Dia sangat dekat dengan febby. Setiap hari selalu mengirim sebuah pesan singkat bagaikan orang pacaran dan si pria pun mengeluarkan kata-kata manis yang membuat febby yakin bahwa ini adalah "sinyal" *youknowwhatimean?*
Ketika febby merasa itu adalah sebuah sinyal. Anda pasti tahu. Apa yang di rasakan remaja putri ini. Pasti perasaan bahagia yang menghinggap dan membuatnya sangat yakin akan "taken" dengan pria itu. Tapi sangat di sayangkan. Pria itu malah jadian dengan salah satu temannya.
Bisa di bayangkan bagaimana perasaan febby saat itu? Pasti sangat sakit dan terpuruk. Pasti merasa sangat di bohongi dan kecewa. Kasihan sekali remaja putri ini.
Ketika kita memintai pendapat pada Dr. Febby. Prof. Dr. Hj. Febby P, S. Psi, menyatakan : Yap, itu lah namanya php. Ketika ada yang memberi sebuah harapan. Kita mengambil harapan itu dengan penuh. Tapi saya rasa nak febby ini terlalu percaya diri yang sangat dini. Yang di maksudkan disini adalah belum tentu yang di anggap sebagai "pemberi harapan palsu" itu memberikan sebuah "sinyal" bisa saja memang sifat orangnya serti itu. Sehingga bagi si "pelaku" itu adalah hal yang biasa karena ia melakukan itu ke semua temannya.
Jadi, febby menganggap hal yang bagi si pelaku "biasa" itu menjadi "special/luar biasa" di mata febby atau yang biasa di bilang "keGRan".
Selain febby, kami juga memintai seorang siswi SMA bernama Pragarini mengungkapkan kisah hidupnya tentang php. Tapi kami cukup terkejut tentang apa yang di kemukakan oleh siswi SMA ini.
Pragarini mengungkapkan : Saya masih binggung dengan definisi php sendiri. Tem saya pernah mengatakan bahwa php itu tak ada hanya kita saja yang kegran.
Pertamanya saya sangat peka terhadap "sinyal-sinyal" yang ada. Tapi setelah mendengarkan perkataan teman saya. Sekarang saya berusaha untuk "tidak peka" atau bahkan mencoba untuk "pura-pura tidak peka" mengapa demikian?
Karena saya tidak ingin mengalami "keGRan" yang berlebihan yang ujungnya akan membuat saya sakit hati. Karena harapan saya yang saya harap hanya palsu.
Sehingga setiap pria yang menurut saya memberikan sinyal. Saya dan hati saya berusaha menyangkal bahwa itu adalah sebuah "sinyal". Saya pasti selalu menganggap itu hanya sebuah lelucon belaka saja.
Sehingga saya juga pusing. What should i do? Apakah saya harus "peka" terhadap sinyal dan bila sinyal itu palsu. Saya akan sakit karena merasa menjafi korban php? Tetapi apabila ada sinyal yang sesungguhnya dan saya menganggap hal itu bercanda. Saya pasti dianggap tidak peka oleh seorang pria.
Bahwa dari survey yang kita ketahui. Bahwa wanita adalah makhluk yang memiliki "kepekaan" yang sangat tajam. Bahkan mereka selalu mengutamakan perasaan daripada logika.
Jadi gimana dok? What should I do?
Yaa, jadi gini nak pragarini. Saya sangat setuju apa yang di kemukakan oleh nak pragarini. Mungkin dia merasa binggung. Antara peka tapi nanti merasakan sakit atau pura-pura tidak peka pada suatu sinyal yang benar-benar ada.
Saya disini ingin memberitahu. Bahwa "sinyal-sinyal" yang sebenarnya pasti di akhiri dengan perbincangan yang serius juga. Jadi gini nak pragarini, apabila ada seseorang pria memberikan sebuah "sinyal" tunggu apa yang akan di bahas setelah perkataan yang menurut dek pragarini sebuah sinyal itu.
Apakah dia masih membicarakan hal itu saja dengan serius tanpa ada unsur bercanda seperti emot tertawa ataupun yang menjerumus ke hal yang tidak serius. Apabila iya serius, baru boleh nak pragarini menganggap ini "sinyal" yang datang dan benar. Silahkan memberikan "feedback" terhadap si dia.
Jadi, di sini. Kita juga membutuhkan kepekaan yang sangat tinggi dan bisa memilah mana "sinyal benar" ataupun "sinyal palsu" -Prof. Dr. Hj. Febby Pragarini, S. Psi menanggapi tentang curahan hati Pragarini.
Yah. Jadi ini lah fenomena yang terjadi pada kalangan remaja Indonesia pada akhir akhir ini.
Antara sinyal, peka dan php.
Selamat malam, sekian.
bahasanya serius tapi bikin geleng geleng. Keren -_-
BalasHapusbikin geleng geleng? keren? gimana maksudnya?._.
BalasHapus